Sunday, August 25, 2013

10 Fakta tentang Film “Elysium”

http://www.coloroffilm.com/wp-content/uploads/2013/08/Elysium-Movie.jpg
Meski merupakan film fiksi ilmiah berbiaya tinggi, Neill Blomkamp tak ingin membuat film yang tak memiliki esensi. Karena itu, “Elysium” (2013) dibuat sebagai metafora mengenai perjuangan kaum miskin untuk mendapatkan hak-hak yang sama dengan mereka yang kaya raya. Untuk menggambarkan dalamnya jurang antara dua kelompok masyarakat ini, Blomkamp mewujudkannya melalui rancangan kota Los Angeles dan Elysium yang bertolak belakang. Ingin tahu fakta-fakta menarik di balik desain dan produksi film ini? Berikut adalah sepuluh trivia tentang film “Elysium”:

1. Tijuana
Ide tentang “Elysium” lahir dari pengalaman tak menyenangkan yang pernah dialami Neill Blomkamp saat mengunjungi kota Tijuana yang berada di perbatasan Meksiko bersama temannya. “Kami sedang menyusuri jalan utama sambil minum bir, yang ternyata merupakan sesuatu yang dilarang di sana,” katanya dalam wawancara dengan The Telegraph. “Jadi petugas-petugas Federal ini kemudian muncul, menahan kami, mengambil paspor saya dan memasukkan kami dalam mobil patroli lalu mulai mengemudi keluar dari kota.” Karena pelanggaran ini, Blomkamp dan temannya pun harus membayar mahal para petugas tersebut. Ketika uang mereka sudah habis, mereka pun diturunkan di tepi jalan dan harus berjalan kaki selama tiga jam hanya untuk kembali lagi ke dalam kota.

“Itu benar-benar kelahiran dari Elysium karena saya dapat melihat lampu sorot dari perbatasan Amerika Serikat dan di sana ada helikopter-helikopter Black Hawk yang terbang ke sana ke mari, dan kami berada di area yang dilanda kemiskinan ini dimana ada banyak api dan anjing-anjing liar, dan itu adalah perasaan paling edan yang saya pernah rasakan.”

2. Bordo Poniente
Untuk menghadirkan kota Los Angeles yang kumuh di tahun 2154, Blomkamp memutuskan untuk syuting di Bordo Poniente, tempat pembuangan sampah terbesar di dunia yang terletak di pinggiran Mexico City. Meski lokasi syuting mereka sangat pas, kondisinya yang sangat kotor membuat produksi film ini menjadi sangat menantang.

“Ada banyak orang produksi yang mencoba untuk membuat saya meninggalkan lokasi ini. Persatuan pekerja Kanada pun ikut terlibat; mereka menginginkan adanya laporan toksikologi karena mereka khawatir dengan para anggotanya. Jadi, pada akhirnya kami mendapat persetujuan,” kata Blomkamp pada The Guardian. “Beberapa bulan setelahnya, di hari pertama syuting disana, kami mengemudi ke lokasi tersebut pagi-pagi buta, dan bau dari tempat itu mulai masuk ke dalam mobil. Diam-diam saya ragu dengan keputusan saya. Rasanya seperti, ‘Ya ampun, saya tidak tahu bagaimana saya bisa syuting disini selama dua minggu.’ Tapi memang lokasinya terlihat sangat luar biasa ‘kan?”

3. Los Angeles
Meramal bagaimana Los Angeles akan terlihat sekitar 100 tahun di masa yang akan datang jelas mudah bila yang dikejar oleh pembuat filmnya hanya membangun kumpulan pemukiman kumuh yang kelebihan populasi. Tapi, di balik puing-puing kota yang dulunya glamor ini, Blomkamp ternyata punya patokan desain yang tidak asal-asalan. Bersama dengan desainer produksinya, Phil Ivey, keduanya melakukan riset dan menemukan dokumen tata kota yang menunjukkan rencana pengembangan Los Angeles dalam 25 sampai 30 tahun yang akan datang.
Kota Los Angeles yang ditunjukkan dalam film “Elysium” ternyata dibuat berdasarkan model yang ada dalam dokumen ini. Para desainer dalam filmnya kemudian membangun model menara dan gedung-gedung berdasarkan dokumen ini dan meletakkannya dimana seharusnya mereka akan berada beberapa puluh tahun mendatang. Setelah memiliki model ini, mereka pun kemudian merusak gedung-gedung tersebut sehingga terlihat telah ada sangat lama dan dihuni oleh orang-orang miskin yang sudah tidak tahu mau tinggal dimana lagi.

4. Stanford Torus
Dari mana Blomkamp mendapat ide untuk membuat stasiun luar angkasa berbentuk cincin? Ternyata, Elysium bukan sesuatu yang berada jauh di luar nalar. Di tahun 1975, NASA Summer Study yang dilaksanakan bersama dengan Universitas Stanford menghasilkan rancangan sebuah pemukiman di luar angkasa yang diberi nama Stanford Torus. Struktur ini dibuat seperti cincin berbentuk donat dengan diameter satu mil, dan berotasi satu kali per menit untuk menghasilkan gravitasi yang setara dengan daya tarik Bumi. Struktur ini kemudian menjadi dasar dari rancangan awal Elysium.

5. Syd Mead
Untuk mewujudkan rancangan Elysium yang elegan dan canggih, Blomkamp pun beralih pada salah satu desainer legendaris di dunia film. Setelah berperan mewujudkan dunia yang fantastis dalam “Blade Runner” (1982), “TRON” (1982), “Aliens” (1986), dan “Star Trek: The Motion Picture” (1979), Blomkamp pun ingin agar Syd Mead menjadi bagian dari tim desainer Elysium. Selain mengerjakan rancangan torus Elysium, ia juga merancang ruang kontrol serta ruang rapat di dalam stasiun luar angkasa tersebut.

“Saya mengerjakan visualisasi untuk National Geographic mengenai perjalanan angkasa dan masa depan. Salah satunya yang saya buat adalah pemandangan di dalam sebuah dunia seperti dalam “torus”. Saya menamakannya perspektif terbalik karena bidang tanahnya mengarah ke atas dan hilang dari pengamatan, ke atas langit-langit. Ia [Blomkamp] melihat gambar itu bertahun-tahun yang lalu, dan itu membuatnya tertarik. Elysium adalah salah satu dari sedikit atau bahkan satu-satunya film yang punya perspektif terbalik itu,” kata Mead pada Vulture.

6. Matt Damon
Sebelum peran Max Da Costa sampai ke tangan Matt Damon, Blomkamp yang agak khawatir bekerja dengan aktor papan atas Hollywood telah terlebih dahulu menawarkan peran tersebut pada orang lain. Awalnya, Blomkamp menawarkan pekerjaan tersebut pada temannya, Ninja, yang tergabung dalam grup rap asal Cape Town bernama Die Antwoord. Ketika Ninja menolak tawarannya, Blomkamp pun lagi-lagi beralih pada sosok yang tak biasa – Eminem. Sayangnya, Eminem hanya mau berperan dalam filmnya bila sang sutradara mau memproduksi filmnya di Detroit. Blomkamp pun lagi-lagi dihadapkan pada jalan buntu.

Ketika ia akhirnya menyerah dan memutuskan untuk mencoba mencari seorang aktor terkenal untuk filmnya, Blomkamp pun dipertemukan dengan Matt Damon. Ia pun terkejut karena Damon ternyata jauh dari bayangan seorang bintang Hollywood yang sulit diajak bekerja sama. Damon yang terkesima dengan “District 9” (2009), film debut Blomkamp, justru sangat ingin bekerja dengannya. Apalagi, dalam pertemuan tersebut, Damon pun diperlihatkan sebuah novel grafis yang membuatnya yakin bahwa film ini berada di tangan yang tepat.
“Ia mengeluarkan sebuah novel grafis yang telah didesainnya sendiri yang dapat menjelaskan seluruh dunia di Elysium. Ia telah merancang semuanya, sudah membangunnya dalam kepalanya. Dia hanya membutuhkan kami untuk mewujudkannya jadi nyata. Dan itu adalah kesempatan yang tak bisa saya tolak,” kata Damon dalam catatan produksi filmnya.

7. Droid
Meski terlihat nyata dan tampak natural, semua Droid yang ada di dalam film “Elysium” dibuat secara digital. Pergerakannya sendiri diambil dari para motion capture performer yang disyuting di sebuah soundstage. Desain awal dari para Droid ini dikerjakan oleh Weta Digital, sementara detailnya ditambahkan oleh Image Engine.

“Untuk bahan referensi ketika merancang hal-hal seperti ini Anda hanya perlu melihat pengembangan yang ada di dunia nyata. Barang-barang dari Honda, DARPA, dan Boston Dynamics, bahkan sampai pengerjaan produksi robot – ada suplai inspirasi tanpa batas yang semuanya dapat benar-benar berfungsi,” kata Christian Pearce dari Weta Digital pada io9.

8. HULC Suit
Berbekal riset selama delapan bulan serta 75 kali revisi sampai akhirnya mencapai tahap finalisasi, konsep eksoskeleton biomekanis bernama HULC suit yang dikenakan Matt Damon akhirnya dapat diselesaikan. Menurut desainer Weta, Aaron Beck, awalnya rancangan HULC suit yang mereka miliki terlihat jauh lebih brutal daripada apa yang kemudian ditampilkan di layar.

Ternyata, Blomkamp awalnya menginginkan operasi yang dilakukan pada Max sampai menghilangkan beberapa organ untuk memberi ruang bagi batere untuk ditempatkan di torsonya. Selain itu, tadinya tulang dan ligamen Max juga harusnya diperkuat untuk membantu mengatasi tekanan dari HULC suit sehingga meninggalkan bekas-bekas operasi yang lumayan seram. Namun, akhirnya ide tersebut pun diperhalus sehingga tidak terlihat menakutkan seperti di gambar konsepnya. Hasilnya, HULC suit yang dikenakan Damon ternyata nyaman untuk dibawa bergerak dan cukup ringan karena beratnya hanya sekitar 12,5 kilogram.

9. Bugatti
John Carlyle (William Fichtner), bos dari Max sekaligus CEO dari Armadyne, punya pesawat keren berwarna merah yang ternyata merupakan buatan Bugatti. Bagaimana awalnya sehingga “Elysium” bisa menampilkan barang-barang dari perusahaan terkenal yang masih ada sekarang?
“Kami mendekati Bugatti untuk melihat apa yang bisa mereka buat bila mereka ditugaskan untuk membuat pesawat pengangkut dari Bumi ke Elysium,” kata Cameron Waldbauer, koordinator efek spesial film “Elysium”, dalam catatan produksinya. “Dua hari kemudian, mereka menyerahkan beberapa ilustrasi – Neill memilih satu yang sangat disukainya, kami membuat model 3D-nya, dan kemudian kami membangunnya, menggunakan busa dan fiberglass.”

10. Sharlto Copley dan Kruger
Awalnya, Blomkamp tidak langsung menunjuk Sharlto Copley untuk berperan sebagai Kruger si pembunuh bayaran. Tetapi, ketika sang sutradara mengirimkan naskah “Elysium” pada sahabatnya ini, Copley ternyata sangat tertarik dengan peran Kruger dan bertanya apakah ia boleh mengambil peran tersebut. Tentu saja, Copley yang sudah tampil sangat bagus di “District 9” tidak perlu lagi meyakinkan Blomkamp dan mendapatkan peran tersebut dengan mudah.

Meski Kruger awalnya ditulis sebagai seorang warga Inggris, Copley memutuskan bahwa ia akan menjadikannya warga Afrika Selatan. “Saya mengambil dua stereotipe orang Afrika Selatan dan mencoba untuk menciptakan karakter unik yang belum pernah Anda lihat. Pertama, untuk aksen dan humor sarkastis yang dimilikinya, saya mengambil itu dari ‘The South’ – sebuah pemukiman yang keras di selatan Johannesburg. Kedua, untuk aspek militernya, ada unit di South African Defense Force selama masa apartheid yang dinamakan 3-2 Battalion. Mereka terkenal jahat tapi sangat dihormati – mereka berjuang di Angola selama Bush Wars, mencoba untuk menghentikan penyebaran komunisme di Afrika. Jenggot dan celana pendek yang dikenakan Kruger serta kemampuan militernya yang mematikan semua terinspirasi dari mereka,” kata Copley.