1. Lebah, Tawon dan Serangga Penyerbuk Lainnya
 Tanpa lebah, tawon, lalat, kupu-kupu dan  kumbang, mungkin manusia tidak dapat menikmati diet hijau dan segarnya  meminum air tanah. Berdasarkan laporan ilmiah sepertiga kebutuhan  makanan manusia diperoleh dari tanaman dan pepohonan, dan kedua tanaman  beregenerasi dengan bantuan serangga. Sekitar 80% tanaman di planet bumi  proses penyerbukannya dibantu oleh lebah madu. Bukan manusia saja yang  memerlukan tanaman sebagai suplai makanan, baik batang, daun maupun  buah.
2. Ulat dan Pembuat Sutra Lainnya
 Berdasarkan legenda dari Negeri China,  para penguasa kerajaan telah mencoba dan mengembangkan kepompong ulat  sutra untuk dijadikan kain di awal tahun 2.700 SM. Penemuan tersebut  bahkan membuka jalur perdagangan, budaya dan pengetahuan yang dikenal  dengan ‘Jalur Sutra.’ Jadi secara hitungan matematis industri garmen  yang berawal dari peternakan ulat sutra telah berumur 4.000 tahun hingga  saat ini.
Serangga yang menghasilkan makanan  diwakili oleh spesies lebah. Manusia hingga sekarang dapat merasakan  manfaat medis dari mengonsumsi madu. Sejarah madu bahkan lebih tua dibandingkan dengan sutra. Berawal dari darata  Afrika dan Eropa di zaman Mesolitikum. Jadi kita bayangkan jika di  planet bumi ini tidak lagi terdapat ulat dan lebah, mungkin hanya  mengandalkan bahan-bahan sintetis yang mudah habis dan tidak memiliki  kandungan yang sama pula.
3. Kumbang Kotoran
Dengan permukaan tubuh yang mengkilat  hitam-kehijauan, membuat kita tidak percaya bahwa kumbang yang cantik  ini hobi sekali mengolah kotoran hewan di planet bumi. Di Texas, Amerika  Serikat, kumbang yang satu ini mengonsumsi 80% kotoran hewan ternak  yang berserakan di permukaan tanah.
Kumbang kotoran ini dikatakan penting  bagi manusia karena dapat mengendalikan populasi lalat. Setiap lalat  yang hinggap dipastikan akan menyimpan telurnya di permukaan atau di  dalam kotoran. Bayangkan jika tidak ada kumbang kotoran, lalat-lalat  akan menguasai habitat dan membuat ekosistem menjadi tidak seimbang.  Bahkan virus yang dibawa lalat akan mengancam kehidupan manusia. Dengan  dimakannya telur-telur yang ada di dalam kotoran, maka kumbang kotoran  secara tidak langsung mengendalikan populasi lalat di planet bumi.
4. Serangga Baik yang Menjijikan
 Serangga yang satu ini dapat menjadikan  sebuah fobia dan trauma bagi manusia, selain karena usil mereka pun  hidup di tempat yang kotor dan lembab. Jika berada di dalam rumah ia  adalah perampok, namun sebaliknya jika berada di alam liar. Kecoa dan rayap berfungsi sebagai penjaga kesuburan planet bumi.
Baik kecoa maupun rayap memiliki fungsi  sebagai pengurai mahluk-mahluk yang ada di muka bumi seperti pepohonan  yang mati, dedaunan yang berserakan di alas hutan. Kehadiran mereka  membantu proses pembusukan, yang kemudian diserap oleh tanah sehingga  dapat menyuburkan tanaman lainnya. Di kawasan Asia mahluk yang sudah ada  sejak 250 juta tahun lalu ini berfungsi sebagai pembunuh hama di  perkebunan kapas.
5. Nyamuk
 6. Kepik (Ladybugs) dan Serangga Taman lainnya
 Penggunaan zat kimia pestisida dapat menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem yang ada di taman-taman di depan atau belakang rumah. Masih banyak pengusir dan pembunuh hama yang lebih efektif, salah satunya dengan kehadiran ladybug. Serangga terbang yang memiliki warna dan motif cantik ini dapat membunuh hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman yang ada di kebun ataupun taman. Ladybug akan membunuh serangga parasit seperti kumbang kecil penghisap batang pohon, setiap harinya ia mampu mengonsumsi 50 ekor parasit kecil tersebut.
Selain ladybug serangga lain yang dapat  mengusir dan menjaga populasi hama adalah kumbang pembunuh, serangga  yang ditakuti oleh laba-laba, nyamuk, lalat dan larva tawon ataupun  lebah besar (hornet). Dan meskipun seekor pembunuh, kedua serangga  cantik ini tidak berbahaya bagi manusia. Sehingga kebun dan taman yang  subur akan menjaga kelestarian planet bumi dengan kesejukan dan oksigen  yang dihasilkannya.
7. Serangga Penyebar Penyakit
 Serangga dari mulai yang berukuran besar  hingga kecil besar kemungkinan untuk dapat menyebarkan penyakit di  dalam kehidupan manusia. Ratusan tahun yang lalu di Asia dan Eropa  terjadi fenomena wabah hitam yang ditularkan oleh kutu. Di barat Sungai Nil, gigitan  nyamuk menjadikan kawasan tersebut peternakan virus. Dan hingga saat ini  wilayah Afrika masih dihantui penyakit tidur atau Trypanosomiasis yang  ditularkan melalui gigitan serangga. Lalat tsetse. Dikabarkan setiap  tahun sebanyak 70.000 manusia menderita penyakit tidur.
Penyakit yang dibawa oleh para serangga  tadi memberikan pekerjaan rumah bagi para ilmuwan untuk menanggulangi  wabah tersebut. Dan selama belum ditemukan obat yang pasti, maka sebuah  seleksi alam  jika mereka yang mengidap penyakit tersebut meninggal dunia. Namun ada  cara yang efektif yakni menggunakan serangga yang sama untuk menekan  populasi mereka, baik dengan cara menyebarkan serangga predator ataupun  serangga jantan yang mandul.
8. Efek Kupu-Kupu
 Kehadiran kupu-kupu cukup penting dalam menjaga keutuhan rantai makanan. Ketika dalam fase ulat, maka selain memakan dedaunan dan memburu nyamuk dan serangga terbang lainnya. Dan ketika menjadi kupu-kupu kehadirannya sangat penting bagi para unggas dan reptil sebagai makanan sehari-hari
Kupu-kupu monarki pun memberikan  pengetahuan navigasi kepada para ilmuwan. Saat musim panas tiba,  kupu-kupu monarki akan terbang menuju kawasan Amerika Utara yang  memiliki banyak tanaman sedap. Namun ketika musim gugur tiba, mereka  akan menetaskan telur-telur mereka. Dan ketika metamorfosis telah  sempurna, monarki generasi baru tersebut akan kembali menuju daratan  Meksiko, sebuah tempat yang asing. Padahal sebelumnya induk mereka tidak  pernah mengenalkan rute perjalanan, namun monarki generasi baru  tersebut sebenarnya berada di tanah nenek moyangnya.
9. Serangga Pembunuh Hewan
 Serangga selain menyebarkan wabah kepada manusia, juga mampu menginfeksi hewan dan membuat mereka mati kesakitan. Akibatnya para peternak dan petani setiap tahunnya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mencegah kehadiran serangga-serangga merugikan di kawasan ternak dan ladangnya. Salah satu serangga yang menyebabkan petani merugi adalah kumbang tanduk panjang Asia (Asian longhorn beetles), kehadirannya dapat menghancurkan panen kebun maple. Maple adalah tanaman yang digunakan untuk membuat sirup di kawasan New England, AS.
Sementara nyamuk dan kutu dapat  menyebarkan virus yang dikenal dengan Demam Rift Valley dan Demam Babi  Afrika. Virus tersebut dibawa kutu dan nyamuk ke dalam tanaman pakan  ternak, hingga kemudian termakan oleh hewan ternak dan menyebar di  kalangan manusia. Dan salah satu cara untuk menanganinya adalah dengan  menyebarkan serangga predator dengan populasi yang cukup, sehingga  populasi serangga pembawa penyakit dapat ditekan. Selain itu ada cara  lainnya yakni dengan menginfeksi serangga sejenis yang mengandung anti  virus, sehingga serangga pembawa virus itu dapat steril melalui  perkawinan.
10. Serangga pun Berperan Dalam Sejarah Manusia
 Serangga menjadi mahluk terpenting di  muka bumi karena memberikan pelajaran berharga bagi manusia, mahluk  besar, memiliki kecerdasan dan akal yang lebih baik di antara mahluk  hidup lainnya. Mereka memberikan pelajaran agar manusia tidak serakah  dan menjaga kelestarian alam, mulai dari elem rantai makanan yang  sederhana.
Dalam sejarah disebutkan bahwa di awal  abad ke-20 di kumbang boll weevil bermigrasi dari Amerika Tengah dan  Meksiko ke Amerika Serikat, hingga menyebabkan gagal panen bagi para  pengusaha perkebunan kapas. Ahli sosiologi menyebutkan bahwa penyebaran  kumbang asing di habitat baru, disebabkan oleh migrasi para budak  Afro-Amerika. Dan itulah konsekuensi dari perbudakan yang semena-mena  terhadap habitat alami dan bisnis kapas di Amerika Serikat.
Sementara di kitab suci dua agama  disebutkan bahwa Tuhan mengirimkan belalang sebagai wabah kepada Firaun,  sehingga Mesir mengalami gagal panen dan kelaparan. Wabah tersebut  diakibatkan perlakuan buruk Firaun terhadap bangsa Israel, yakni  perbudakan. Dan badai belang pun rupanya terjadi di era modern di  berbagai belahan dunia, yang menyebabkan gagal panen dan mengganggu  kehidupan manusia.